PEKANBARU-- (KIBLATRIAU. COM) -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru terus melakukan inovasi dan terobosan. Sebelumnya Dishub telah mengandeng pihak ketiga untuk bekerjasama  pembuatan dan pembangunan halte bus TMP.  

Kali ini,  Dishub Pekanbaru yang dalam hal ini bagian UPTD Parkir bakal melakukan kerjasama dalam hal pembuataan baju rompi bagi para jukir di Kota  Pekanbaru dengan pihak ketiga. 

Hal ini dalam rangka menyeragamkan baju rompi bagi juru parkir (jukir).  Bahkan,  saat ini sudah ada pihak ketiga yang telah dilakukan penjajakan. 

Demikian dikatakan Plt Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub)  Kota Pekanbaru Drs Kendi Harahap MT saat dikonfirmasi wartawan,  Senin (29/10) melalui Kepala UPTD Parkir Octa Nahuway SH di ruang kerjanya. 

" Ya kita akan jalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam hal penyediaan baju rompi untuk jukir. Memang sebelumnya,  kita yang memberikan baju itu dengan anggaran APBD. 

Namun,  kedepannya kita akan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Dengan begitu,  nantinya pihak ketiga yang  akan membuat baju rompi itu dengan namanya lengkap. Bahkan,  saat ini sudah ada  beberapa mitra yang sudah kita jajaki. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini,  mereka siap untuk membantu kita dalam pembuatan baju rompi tersebut, " ujar Octa. 

Ditambahkan Octa,  rencana kerjasama dengan pihak ketiga itu telah ia sampaikan kepada Kepala Dinas. Dan Kepala Dinas  sangat menyambut baik. 

"Saya udah bicarakan dengan Kepala Dinas. Intinya ia sangat setuju atas rencana kerjasama dengan pihak ketiga ini. Jadi,  untuk pengadaan baju rompi akan dibantu oleh pihak ketiga. 

Sedangkan pembuatan karcis tetap kita yang. Dengan adanya kerjasama nanti,  tentu kedepannya sangat  membantu kita. Karena saat ini,  Pemko Pekanbaru mengalami rasionalisasi angaran, " harap Octa. 

Dalam kesempatan ini,  Octa menerangkan bahwa penyediaan baju rompi bagi jukir ini untuk tertib dan membuat keseragaman di Kota Pekanbaru. 

'Tujuannya seragam ini untuk  menunjukkan jati diri bagi para jukir yang bertugas di lapangan. Dengan begitu,  masyarakat akan merasa yakin dan percaya,  jika jukir itu benar-benar resmi. Selain itu,  tentu membuat  keseragaman dan keindahan," tutur Octa.  (Hen)